Yang Ditunggu Segera Datang

Semerbakmu Mulai Tercium

๐Ÿ Saudaraku seiman yang saya cinta karena Allah SWT, tidak terasa bulan suci, bulan magfirah, bulan penuh rahmat, bulan diturunkannya Al-Qur’an, bulan yang didalamnya terdapat lailatul qadr yang dinanti-nnati sudah dihadapan mata. Hanya hitungan hari menuju bulan mulia itu. Karena kemuliaan dan spesialnya bulan tersebut maka sudah seharusnya kita sebagai ummat Islam mempersiapkan diri dan keluarga.
Image by rizvigrafiks | www.addindeen.com
 ✨ Allah Ta’ala berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al Baqarah: 183).

Kata ‘kutiba’ dalam ayat ini berarti diwajibkan. Yang diwajibkan secara khusus adalah puasa Ramadhan.

✨ Allah Ta’ala berfirman,

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.
(QS. Al Baqarah: 185).

๐Ÿ Al Qur’an dalam ayat ini diterangkan sebagai petunjuk bagi manusia menuju jalan kebenaran. Al Qur’an itu sendiri adalah sebagai petunjuk. Al Qur’an juga petunjuk yang jelas dan sebagai pembimbing untuk membedakan yang halal dan haram. Al Qur’an pun disebut Al Furqon, yaitu pembeda antara yang benar dan yang batil. Siapa yang menyaksikan hilal atau mendapatkan bukti adanya hilal ketika ia dalam keadaan mukim (tidak bersafar), maka hendaklah ia berpuasa.

๐Ÿ”น Dari hadits shahih, dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Islam dibangun di atas lima perkara: (1) bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) haji, (5) puasa Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16).

๐Ÿ”น Begitu pula yang mendukungnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam pada seorang Arab Badui.

Dari Tholhah bin ‘Ubaidillah bahwa orang Arab Badui pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia pun bertanya, “Kabarkanlah padaku mengenai puasa yang Allah wajibkan.” Rasul menjawab, “Yang wajib adalah puasa Ramadhan. Terserah setelah itu engkau mau menambah puasa sunnah lainnya.” (HR. Bukhari no. 1891 dan Muslim no. 11)

↩๐Ÿ‡↪

๐Ÿ’ฆ Persiapan disini kami maksud bukan hanya menunggu datangnya bulan Ramadhan. Tetapi persiapan disini adalah mempersiapkan bekal untuk bekal di bulan Ramadhan. Tujuan mempersiapkan bekal ini bermaksud untuk mengoptimalkan ibadah kita pada bulan yang didalamnya terdapat malam lebih dari 1000 bulan.

๐Ÿ“ Ada beberapa hal yang penting untuk dipersiapkan antara lain adalah sebagai berikut :

Pertama, Persiapan Ruhiyah. Rasulullah memberikan contoh kepada kita untuk senantiasa mempersiapkan diri untuk menyambut pausa. Aisyah pernah berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa sunnah di satu bulan lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Sya’ban”. (HR. Bukhari).

Ibadah lain juga harus dipersiapkan seperti perbanyak tilawah, qiamulail, shalat fardhu bejamaah di masjid, al-ma’tsurat kubra pagi dan petang. Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Sya’ban kadar keimanan kita sudah meningkat. Boleh dikiaskan, bulan Rajab dan Sya’ban adalah masa warming up sehingga ketika memasuki Ramadhan kita sudah bisa menjalani ibadah shaum dan sebagainya itu sudah menjadi hal yang biasa.

Orang sadar maupun yang tersadarkan memahami bahwa mempersiapkan keimanan itu bukan hanya pada bulan Sya’ban ini saja. Tetapi dipersiapkan disetiap hari, namun pada momentum ini diharapkan untuk meningkatkan persiapannya. Bulan Sya’ban ini juga bisa dikatakan sebagai bulan batu loncatan untuk optimalisasi ibadah di bulan Ramadhan nanti.

Kedua, Persiapan Jasadiyah. Untuk memasuki Ramadhan kita memerlukan fisik yang lebih prima dari biasanya. Sebab, jika fisik lemah, bisa-bisa kemuliaan yang dilimpahkan Allah pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara optimal. Maka, sejak bulan sya’ban ini mari persiapkan fisik seperti olah raga teratur, membersihkan rumah, makan-makanan yang sehat dan bergizi.

Ketiga, Persiapan Maliyah. Persiapan harta ini bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran sebagaimana tradisi kita selama ini. Mempersiapkan harta adalah untuk melipatgandakan sedekah, karena Ramadhanpun merupakan bulan memperbanyak sedekah. Pahala bersedekah pada bulan ini berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan biasa.

Keempat, Persiapan Fikriyah. Agar ibadah Ramadhan bisa optimal, diperlukan bekal wawasan yang benar tentang Ramadhan.

๐Ÿ”นMu’adz bin Jabal r.a berkata: “Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar diatas, ”Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”.

↩๐Ÿ‡๐Ÿ‡↪

 Oleh karena itu, ketika orang mau beramal tentulah harus mempunyai ilmu, jika tidak bisa-bisa akan menjadi banyak kerusakan. Cara untuk mempersiapkan ini antara lain dengan membaca berbagai bahan rujukan dan menghadiri majelis ilmu tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntutan Rasulullah SAW, selama Ramadhan. Menghafal ayat-ayat dan doa-doa yang berkait dengan berbagai jenis ibadah, atau menguasai berbagai masalah dalam fiqh puasa, dan juga penting untuk dipersiapkan.
Puasa merupakan suatu ibadah wajib yang dijalani oleh umat muslim.

๐Ÿ’ฆ Berpuasa di bulan ramadan selama 30 hari juga memberi manfaat bagi kesehatan tubuh, namun perlu juga diperhatikan beberapa hal agar manfaat dari puasa dapat dimaksimalkan.

Berikut adalah hal-hal yang sebaiknya dihindari :

1. Masalah tidur
Keterbatasan asupan cairan dan nutrisi menjadi kekhawatiran sebagian orang saat menjalankan ibadah puasa. Sebagian orang memilih tidur untuk mengemat energi dan menghabiskan waktu agar tidak terasa menjelang waktu berbuka puasa. Waktu tidur dan durasi tidur menjadi tidak teratur dan bila dibiasakan selama sebulan, hal ini akan menjadi kebiasaan baru yang tentunya akan merugikan, apalagi selepas bulan puasa rutinitas akan kembali normal. Jangan biarkan masalah tidur ini terbawa-bawa dan menjadi kebiasaan baru anda.

๐Ÿ“ฎ Solusi : Tetap atur jam dan durasi tidur anda. Isi waktu anda dengan mengerjakan hal-hal yang lebih positif dibanding harus menghabiskan waktu dengan tidur.

2. Kebanyakan makan atau minum saat berbuka puasa
Setelah sekitar 13-14 jam berpuasa, waktu berbuka puasa kadang dijadikan momen ‘balas dendam’ oleh sebagian orang. Makanan yang dimakan menjadi kurang terkontrol, baik dari segi porsi maupun jumlah keseimbangan nutrisinya, akibatnya terjadi ketidak seimbangan asupan untuk tubuh. Terlalu banyak atau kekurangan glukosa, karbohidrat, lemak, protein dan lain-lain justru bisa menjadi masalah. Hal ini mungkin akan menghambat ibadah dan aktivitas anda sehari-hari.

๐Ÿ“ฎ Solusi : Atur porsi makan, sesuaikan asupan nutrisi dengan aktivitas anda sebelum berbuka dan aktivitas setelah berbuka. Hindari mengkonsumsi makanan berlebihan, perhatikan prioritas nutrisi agar kondisi kembali prima.

 3. Kebanyakan makan atau minum saat sahur
Asupan makanan sebaiknya selalu dijaga pada batas kewajaran. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan saat sahur mengakibatkan kerja lambung menjadi sangat berat, apalagi bila di pagi harinya anda harus bekerja atau menjalankan aktivitas. Sementara puasa ataupun tidak, rata-rata makanan hanya dapat bertahan di lambung selama 4-5 jam saja seberapapun porsinya.

๐Ÿ“ฎ Solusi : Konsumsi makanan saat sahur dengan porsi yang wajar. Perkirakan aktivitas anda selanjutnya, jangan sampai karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan saat sahur justru mengganggu pencernaan dan berdampak pada ativitas anda. Perhatikan pula prioritas nutrisinya.

4. Kurang aktivitas
Perasaan lemas dan kurang tenaga mungkin menjadi alasan banyak orang untuk mengurangi aktivitas saat menjalankan ibadah puasa. Perlu di ingat, kebiasaan tidur lagi setelah sahur dan shalat subuh tidak disarankan karena akan mengakibatkan porsi makan yang harusnya diubah menjadi energi justru akan tertimbun menjadi lemak.

Begitupula saat setelah berbuka puasa, dimana makanan yang kita konsumsi tidak tersalurkan atau tidak berproduksi menjadi energi, cadangan energi kemudian disimpan dalam wujud lemak. Jadi jangan heran, bila sebagian orang yang menjadikan bulan puasa sebagai momen untuk berdiet justru tidak mendapatkan perubahan sama sekali bahkan harus menghadapi kenyataan bahwa timbunan lemak semakin bertambah.

๐Ÿ“ฎ Solusi : Jangan hindari semua aktivitas secara total. Beraktivitaslah sewajarnya dan jangan menjadikan ibadah sebagai alasan anda untuk bermalas-malasan.

~ Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan saat menjalankan ibadah puasa agar manfaat puasa dapat anda rasakan, ibadah anda menjadi lancar dan tidak menimbulkan kebiasaan maupun dampak buruk setelahnya.

Semoga persiapan kita mengantarkan ibadah shaum dan berbagai ibadah lainnya, sebagai yang terbaik dalam sejarah Ramadhan yang pernah kita lalui. Demikian tips persiapan untuk menyambut bulan ramadhan, semoga bermanfaat.

Wallahu a’lam bishawab

=============================
Rekap Kajian On Line Tholabul 'Ilmi ๐Ÿ”ฐ
Oleh : Ustadz Lukman
Hari : Senin, 9 Mei 2017
Live dari : Group TI 17
Tema : *Yang Ditunggu Segera Datang*
Notulen : *Ukhty Donna*

Situs : www.tholabulilmi.org

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Yang Ditunggu Segera Datang"

Posting Komentar