100 Perkataan Mutiara Islami dari Para Tokoh Muslim - Part 2


Part 2 - Kembali lagi, Inilah kata-kata bijak islami penuh inspiratif dan memotivasi untuk bagian yang kedua. Koleksi kata-kata mutiara islam ini merupakan kumpulan kata-kata islami pilihan yaitu kutipan dari nasehat para sahabat Nabi, khalifah, perkataan dari tokoh gemilang sejarah islam atau para ulama dan sebagainya. Berikut adalah kutipan-kutipan mereka :

"Hati yang bersih akan peka terhadap ilmu, apapun yang dilihat, didengar, dirasakan jadi samudera ilmu yang membuatnya kian bijak, arif dan tepat dalam menyikapi hidup ini." (Aa Gym)

"Hidup jauh lebih indah, aman dan menyenangkan bila saling menyayangi, namun kasih sayang tak akan datang dengan diminta, kasih sayang akan datang bila kita yang memberi." (Aa Gym)

“Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu,” (Khalifah ‘Ali)

"Berani hidup harus berani menghadapi masalah, jangan takut dan jangan gentar, hadapi dengan benar dan tawakal, karena setiap masalah sudah diukur Allah sesuai kemampuan kita." (Aa Gym)

"Jika melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia kerana mungkin satu hari nanti dia akan insaf dan bertaubat atas kesalahannya." (Imam al Ghazali)

"Jangan biarkan hati Anda mendapatkan kesenangan dengan pujian dari orang lain atau Anda akan sedih dengan kecaman mereka." (Imam Al Ghazali)

"Kezaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya orang-orang baik." (Ali bin Abi Thalib).

“Allah telah memberikan petunjuk kepadaku sehinga aku bisa mengenali diriku sendiri dengan segala kelemahan dan kehinaanku,” (Ali bin Abu Thalib).

"Orang yang tidak mampu melihat kekurangannya sendiri, sulit bisa melihat kelebihan-kelebihan orang lain." (Gus Mus)

"Orang yang tidak percaya bahwa Allah telah menjamin rezekinya, maka ia akan mendapat laknat dari Allah," (Hasan al-Bashri).

“Seseorang tidak bisa dipegang amanahnya sehingga lurus lisannya, dan dia tidak lurus lisannya sehingga lurus hatinya,” (al Hasan al Bashri/Al Adab asy Syar’iyyah, Ibnu Muflih)

"Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini." (Ali bin Abi Thalib)

“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar,” (Khalifah ‘Umar)

“Sifat rendah hati, yaitu taat dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun,” (Fudlail bin Iyadl).

“Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut)-Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya,” (Ar Rabi’ bin Anas/ Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)

"Barangsiapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang akan menjadi bahan bakarnya." (Ali bin Abi Thalib)

"Jangan takut melawan hawa nafsu dan kebatilan karena itu adalah jalan hidup orang Islam." (Ahmad Dahlan)

"Kebenaran suatu hal tidaklah ditentukan oleh berapa banyaknya orang yang mempercayainya." (Ahmad Dahlan)

"Orang Islam sejati adalah yang tetap berdiri pada tempat yang benar meskipun dunia dalam keadaan kacau." (Ahmad Dahlan)

"Angin tidak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya." (Ali bin Abi Thalib)

"Yang paling besar di bumi ini bukan gunung dan lautan, melainkan hawa nafsu yang jika gagal dikendalikan maka kita akan menjadi penghuni neraka." (Abu Hamid al Ghazali)

"Kata-kata lembut melunakkan hati yang lebih keras dari batu, kata-kata kasar mengeraskan hati yang lebih lembut dari sutra." (Abu Hamid Al Ghazali)

“Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah-lembut,” (Umar bin Al-Khathab)

"Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai kapan pun dia tidak akan menjadi orang yang berani," (Khalifah Ali bin Abi Talib).

“Perbanyaklah anggota keluarga. Sungguh kalian tidak mengetahui melalui tangan siapa rezeki itu datang,” (Umar bin Khattab)

“Sekiranya engkau seorang yang soleh, jauhilah dirimu daripada orang yang buruk budi pekerti dan keras kepala kerana ditakuti apabila diturunkan bala Allah, engkau turut menjadi mangsanya,” (Luqmanul Hakim)

“Barangsiapa yang rizkinya lambat, maka perbanyaklah istighfar. Barangsiapa yang dibuat kagum oleh sesuatu dan menginginkannya demikian terus, maka perbanyaklah ucapan maa syaa-allah laa quwwata illa billah,” (Ja'far Shodiq)

“Saya tidak pernah peduli apa yang menimpa hidupku. Apa yang saya cintai maupun benci. Karena sesungguhnya saya tidak tahu apakah yang saya cintai atau yang saya benci itu baik untuk saya atau tidak,” (Umar bin Khattab)

“Apabila engkau melihat orang yang berilmu mencintai dunia, maka curigailah ia mengenai agamanya, karena orang yang mencintai sesuatu ia akan menyibukkan diri dengan apa yang dicintainya itu,” (Umar bin Khattab)

“Berkawan dan hampirilah ulama' serta duduk dan ziarahilah rumah mereka agar kamu akan menjadi seumpama mereka. Sentiasalah bersama-sama mereka dan tumpanglah kebaikan mereka. Kemungkinan besar apabila Allah menurunkan kebaikan kepada mereka, kamu turut merasai nikmat itu,” (Luqmanul Hakim)

"Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat," (Buya Hamka).

“Perbanyaklah duduk bersama orang-orang yang bertaubat. Sungguh mereka adalah orang-orang yang berhati lembut,” (Umar bin Khattab)

“Janganlah kamu keras kepala, atau bekerja tanpa tujuan. Keras kepala adalah sifat yang harus disingkirkan jauh-jauh, karena bisa mengalahkan sifat-sifat baik lainnya, kalau sifat keras kepala masih mendominasi pada diri yang akibatnya dapat merugikan diri sendiri bekerja pun tak terarah dan sia-sia,” (Khidr)

“Barangsiapa yang ingin ditolong Allah saat tertimpa malapetaka dan kesempitan, maka perbanyaklah berdoa disaat lapang,” (Mutiara Hikmah)

“Apabila engkau melihat orang yang berilmu mencintai dunia, maka curigailah ia mengenai agamanya, karena orang yang mencintai sesuatu ia akan menyibukkan diri dengan apa yang dicintainya itu,” (Umar bin Khattab)

“Allah selalu memberikan senyum dibalik kesedihan. Allah selalu memberikan harapan dibalik keputus-asaan,” (Mutiara Bijaksana)

“Jadilah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan. Dilempar buahnya dengan batu, tetapi tetap dibalas dengan buah,” (Abu Bakr Ash-Shiddiq)

“Setiap nasehat pasti ada manfaatnya. Jangan melihat siapa yang menyampaikannya tapi lihatlah apa yang ia sampaikan,” (Mutiara Hikmah)

“Menjaga tangan dan lisan agar tidak membuat orang lain tersakiti adalah tugas utama seorang muslim,” (Mutiara Bijaksana)

“Dunia yang kau lihat adalah tipu daya dan kebatilan layaknya fatamorgana yang nampak ditengah sahara,” (Mutiara Bijaksana)

“Sesungguhnya kita adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam, maka janganlah kita mencari kemuliaan dengan selainnya,”(Umar bin Khattab)

“Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah,” (Abul Hasan as-Sadzili).

“Jangan berteman yang hanya mau menemanimu ketika kamu sehat atau kaya, karena tipe teman seperti itu sungguh berbahaya sekali bagi kamu dibelakang hari,” (Imam Ghozali).

“Sifat rendah hati, yaitu taat dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun,” (Fudlail bin Iyadl).

“Orang yang bijak tidak akan terpeleset oleh harta, dan meski terpeleset, ia akan tetap mendapatkan pegangan,” (Abdullah bin Abbas).

“Agama tidak melarang sesuatu perbuatan kalau perbuatan itu tidak merusak jiwa. Agama tidak menyuruh, kalau suruhan tidak membawa selamat dan bahagia jiwa,” (Buya Hamka).

“Berfikir sesaat sungguh lebih mengesankan ketimbang mengerjakan shalat sepanjang malam,” (Hasan Bashri).

“Ilmu tanpa agama adalah suatu kecacatan, dan agama tanpa ilmu merupakan kebutaan,” (Mutiara Bijaksana)

“Bersabarlah dalam menerima kegagalan karena ada keberhasilan besar yang menunggu kita dilain kesempatan,” (Mutiara Hikmah)

“Kita diciptakan Allah untuk menyembah-Nya. Jika kita belum memahami maksud itu, maka hidup akan terasa kosong,” (Mutiara Hikmah)

“Kita tidak akan pernah tahu bagaimana menyembah-Nya sebelum kita mulai dengan bagaimana mencintai-Nya,” (Mutiara Bijaksana)

“Kegagalan adalah cara Allah untuk mengatakan bersabarlah karena Aku memiliki sesuatu yang lebih baik untukmu saat waktunya tiba,” (Mutiara Bijaksana)

"Agama tidak melarang sesuatu perbuatan kalau perbuatan itu tidak merusak jiwa. Agama tidak menyuruh, kalau suruhan tidak membawa selamat dan bahagia jiwa," (Buya Hamka).

“Barangsiapa benar dalam berukhuwah dengan saudaranya, maka kekurangannya akan diterima, kelemahannya akan ditutup dan kesalahan-kesalahannya dimaafkan.” ( Imam Syafi’i ).

“Kita akan semakin dekat dengan kesuksesan bila menjadikan Allah sebagai satu-satunya pembimbing,” (Mutiara Bijaksana)

“Ilmu pengetahuan diwaktu kecil itu bagaikan ukiran diatas batu,” (Mutiara Bijaksana)

“Waspadalah dengan tiga orang berikut, yaitu pengkhianat, pelaku zalim, dan pengadu domba. Sebab seorang pengkhianat demi dirimu maka ia akan berkhianat kepadamu dan seorang yang berbuat zalim demi dirimu ia akan berbuat zalim kepadamu juga. Begitupun orang yang akan mengadu domba, ia akan melakukan hal yang sama terhadapmu,” (Mutiara Hikmah)

“Doa adalah senjata paling ampuh. Terkadang kita manusia terlalu tidak sabaran dalam menunggu dikabulkannya doa. Tetapi ingatlah, setiap doa pasti dikabulkan. Dan Allah menyediakan waktu yang terbaik untuk menikmati doa-doa kita,” (Mutiara Bijaksana)

“Jika tak mampu bersaing dengan para shalihin dalam ibadahnya, berlombalah dengan para pendosa dalam istighfarnya,” (Ibn Rajab Al Hanbaly).

“Kegagalan adalah cara Allah untuk mengatakan bersabarlah karena Aku memiliki sesuatu yang lebih baik untukmu saat waktunya tiba,” (Mutiara Bijaksana)

“Doa haruslah menjadi pembuka di siang hari dan penutup di malam hari,” (Mutiara Bijaksana)

“Keimanan yaitu percaya atas apa yang tidak kita lihat, dan pahalanya adalah kita akan melihat apa yang kita percayai,” (Mutiara Bijaksana)

“Orang yang beriman, tidak akan membutuhkan penjelasan. Sebaliknya orang yang tidak beriman tidak ada penjelasan yang akan dipahaminya,” (Mutiara Bijaksana)

“Diriku masih jauh dari apa yang aku impikan. Namun dengan pertolongan Allah, kedekatan aku dengan impian tak dapat dilukiskan lagi,” (Mutiara Hikmah)

“Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang. Bukan terletak pada wajah dan pakaiannya,” (Buya Hamka)

“Siapa diantara kalian yang ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya, maka hendaknya ia mengatasi kesulitan orang lain,” (Mutiara Hikmah)

“Tanpa keyakinan tidak ada yang mungkin, namun dengan keyakinan tidak ada yang tidak mungkin,” (Mutiara Bijaksana)

“Setiap nasehat pasti ada manfaatnya. Jangan melihat siapa yang menyampaikannya tapi lihatlah apa yang ia sampaikan,” (Mutiara Hikmah)

“Allah selalu memberikan senyum dibalik kesedihan. Allah selalu memberikan harapan dibalik keputus-asaan,” (Mutiara Bijaksana)

“Lidahku takut, tapi hatiku masih suka menentang. Lidahku berucap syukur, tapi hatiku masih saja suka kufur. Ampuni hamba Yaa Rabb,” (Ustad Jefri)

“Bertobat tidak hanya berarti menyesali dosa tetapi juga membenci dosa,” (Buya Hamka).

"Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku,” (Sayyidina Umar bin Khattab RA)

“Kecantikan hakiki bukan dari wajah, melainkan terpancar dari hati,” (Mutiara Bijaksana)

“Keyakinan adalah ketenangan dalam hati yang tidak akan kita dapatkan tanpa perenungan yang mendalam,” (Mutiara Bijaksana)

“Tidaklah harta yang kita sedekahkan akan berkurang melainkan bertambah dengan berkali-kali lipat,” (Mutiara Hikmah)

"Al-Quran yang dibaca baik-baik adalah tanda jiwa yang kenyang akan makanan bergizi," (Buya Yahya).

“Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi lupa, lupa dalam Kebaikan. Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi terlena, terlena dalam amarah,” (Ustad Jefri)

“Pada dasarnya manusia itu makhluk yang memiliki sifat lemah lembut dan cerdas, hanya saja dalam perjalanannya nafsu yang tidak baik telah mengotorinya,” (Ustad Jefri)

“Berhati-hatila¬h pada orang dengki, sebab apapun akan menjadi salah dihadapannya, orang dengki tidak pernah menyadari kedengkiannya, kecuali ada Hidayah,” (Ustad Jefri)

“Tidak ada satupun manusia yang tidak pernah berbuat salah. Lalu kenapa menjadi sulit untuk memaafkan orang yang telah berbuat salah kepada dirinya?” (Ustad Jefri)

“Dunia hanyalah tempat persinggahan. Kesenangan yang kita nikmati takkan bertahan lama. Jangan sampai kita terbuai dan menganggap dunia sebagai satu-satunya kehidupan,” (Mutiara Bijaksana)

“Yang paling banyak aku sembunyikan adalah keburukanku. Dan yang paling banyak aku tampakkan adalah kebaikanku,” (Ustad Jefri)

“Kebenaran itu mengajak bukan menginjak, merangkul buekan mmukul, memeluk bukan menekuk, munculkan harapan bukan memupuskan harapan, tidak merasa lebih baik,” (Ustad Jefri)

“Memberi maaf tidak harus menunggu yang salah meminta maaf. Itulah kemuliaannya,” (Ustad Jefri)

“Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi buta, buta dalam memandang. Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi kacau, kacau dalam berfikir,” (Ustad Jefri)

“Setiap segala sesuatu itu ada kelebihannya.Maka janganlah suka meremehkan dan merendahkan,” (Ustad Jefri)

“Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi hina, hina dalam Perbuatan. Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi Buruk, buruk dalam sangkaan,” (Ustad Jefri)

“Meski maaf membutuhkan kata untuk diucap. Maaf juga membutuhkan perbuatan sebagai bukti untuk dirasa,” (Ustad Jefri)

“Lelahnya menjadi orang dengki, setiap saat dia harus mencari-cari dan menunggu-nunggu kesalahan orang yang didengkinya, jika tidak ada dia akan memfitnahnya,” (Ustad Jefri)

“Hati yang tak ramah seringkali membuat lidah jadi bermasalah. Dan perkataan yang baik tidak akan lahir dari lisan yang suka menghina,” (Ustad Jefri)

“Maaf bukanlah hiasan bibir. Tapi ketulusan hati,” (Ustad Jefri)

"Doakanlah temanmu, baik selagi hidup maupun sesudah dia meninggal dunia," (Imam Al-Ghazali).

"Hati dan lidah seringkali jadi pangkal masalah," (Ustad Jefri)

“Bagi orang yang pelit segala sesuatu bisa menjadi sangat mahal,” (Ustad Jefri)

“Jika ada orang berilmu tapi masih suka menjatuhkan orang lain didepan umum untuk mnnunjukkan dirinya lebih pintar. Dia bukanlah orang berilmu yang bijak,” (Ustad Jefri)

”Doa..Usaha..Istiqomah..Tawakkal adalah modal untuk sukses,” (Ustad Jefri)

“Setiap segala sesuatu itu ada kelebihannya. Maka janganlah suka meremehkan dan merendahkan,” (Abu Bakar Ash Shiddiq)

“Janganlah menuntut Allah, jikalau engkau belumlah menuruti kehendak Allah,” (Ustad Jefri)

“Jangan duakan cinta-Nya dengan cinta seorangpun selain daripada-Nya. Dan berhati-hatilah jika cinta sudah mulai menginjak-injak hati sanubarimu,” (Ustad Jefri)

"Menjadi manusia yang bodoh setelah pintar itu ternyata susah dan sedikit, tapi menjadi manusia yang sombong setelah pintar itu mudah dan banyak,” (Ustad Jefri)


Demikian 100 kata-kata mutiara islami yang bisa disampaikan kali ini. Semoga bermanfaat dan bisa sebagai penyejuk hati untuk antum dan para sahabat. InsyaaAllah, akan diposting lagi untuk bagian ketiganya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "100 Perkataan Mutiara Islami dari Para Tokoh Muslim - Part 2"

Posting Komentar